Kamis, 13 Juni 2013

3 hari di Jogja Istimewa :D - Saatnya pulang ke Bandung


2 Januari 2013
Saatnya pulang ke Bandung. Check out dari penginapan jam 07.30, naik taksi langsung ke stasiun Tugu. Kami naik kereta Lodaya Pagi yang kalo ga salah berangkat jam 09.00. See you next trip Jogja, keep Jogja still Istimewa :D

Rabu, 12 Juni 2013

3 hari di Jogja Istimewa :D - Part 3 Pantai Baron - Kota Gede

1 Januari 2013
Pagi itu kami sempatkan nongkrong dulu di angkringan alun-alun kidul sambil menikmati pagi dijogja. Sarapan bubur ayam, gorengan, susu milo dan es teh manis. Ga lupa juga kami menyempatkan hhehehe..foto-foto disekitar alun-alun.

Pohon Beringin kembar yang konon memiliki cerita misteri tersendiri.
Ini Foto jalanan di jogja sekitar jam 06-06.30 pagi.










Jam 08.30 mobil yang kami rental pun datang. Perjalanan hari ini sepertinya cukup padat. Kami berencana ke Pantai Baron yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23km arah selatan kota Wonosari, merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan Sundak. Berhubung besok kami sudah pulang ke Bandung dengan kereta pagi, jadi kami sempatkan mampir ke pusat oleh-oleh khas Jogja yang searah dengan kost Eki (Eki mau ikut ke pantai katanya :p ). Merapatlah kami di pusat oleh-oleh Jogja "Bakpia Djava" yang terletak di Jl. Laksda Adisucipto Km 8,5 Yogyakarta Timur/Sleman. Oleh-oleh yang dibeli ga banyak, cuma bakpia beragam rasa 10 dus, wingko 2 dus, bandeng juwana dan beberapa cemilan untuk diperjalanan. Yaah lumayanlah buah tangan untuk orang rumah dan teman kantor :). 
Selesai jemput Eki, perjalanan pun dilanjutkan menuju pantai Baron. Perjalanan ke Baron hampir 2,5 jam, ternyata jalan ke arah sana cukup padat merayap, banyak bus rombongan yang menuju atau dari Baron. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan (padahal cuma duduk manis samping driver hhehehe) sampailah di pintu masuk wisata pantai. Tiket masuk pantai cukup murah Rp. 5000/orang. Tapi apa yang terjadi sodara-sodara???Pantai Baron yang cantiknya seperti ini, dengan air laut yang biru menyejukkan sepanjang mata memandang :D
Hanya bisa ditemui dalam keadaan seperti ini, airnya berwarna cokelat dengan ombak yang cukup besar. Cuma langitnya aja yang masih biru :( usut punya usut, sungai di atasnya kena banjir yaaah jadinya seperti itu deh lautnya :((


Puas memandangi pantai dengan hati pilu tak terkira, kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke pantai selanjutnya berharap rasa sakit bisa terobati hahahaha...Tapi jalan keluar pantai Baron aja macetnya super duper ga gerak, apalagi kalau harus naik ke atas ke pantai selanjutnya. Kembali menelan pil pahit. Pantai di skip,atribut pantai ga jadi dikeluarkan!! Setelah berhasil lolos dari macet, perjalanan pun dilanjutkan ke Kota Gede. Tunggu dulu, kali ini bukan mau beli souvenir perak loh tapi mau beli cokelat. Loooohh??

Ternyata, di Kota Gede ada pabrik cokelat sekaligus showroomnya yang menjual cokelat-cokelat yang katanya enak dan sangat berkualitas. Nama tempatnya "Cokelat Monggo" letaknya di Jl. Dalem kg. III/978 Kel. Purbayan, Kota Gede. Tempatnya emang agak nyempil seh masuk gang (tenang masih masuk mobil ko), tapi tempatnya gampang terlihat karena desain pabriknya cukup unik seperti rumah.

Masuk ke dalam, saya langsung kalap. Maklum saya suka sekali yang namanya cokelat, ditambah penyajian cokelat yang beragam ini cukup cantik dan bisa dapet tester :p
Rasanya pengen borong semua deh cokelatnya, tapi berhubung harganya juga agak mahal, cukup beli beberapa batang aja buat oleh-oleh dan sisanya untuk konsumsi pribadi hihihihi....

Cokelat yang saya beli itu regular bar 40 gram, tablets 80 gram dan punakawan Box. Semua cokelatnya enaaaaak dan cokelat ini kualitasnya lebih bagus karena terbuat dari
premium dark cokelat dengan 100% mentega kakao jadi ada kualitas ada harga tentunya :)





Beli rasa storberi, mangga, white dan dark 58% kakao
 Yang ini 1 Box isinya 24 mini tablets, cocok buat dibagi-bagi ke orang kantor hehehehe :)
Untuk yang ini, saya beli rasa jeruk, macadamia dan dark 69% kakao.






Dari sini, lanjut cari makan karena perut udah keroncongan, Hasil perdebatan yang cukup alot, kami sepakat ke tempat makan unik yang menyajikan makanan berbahan dasar jamur. Yap! nama tempatnya "Jejamuran"terletak di daerah Sleman.
Resto ini menyediakan makanan serba jamur yang dijamin rasanya enak dan ga berasa kalau kita lagi makan jamur. Disini kami mencoba rendang jamur yang mantaap (ga kalah ama rendang daging), tongseng jamur, dan sate jamur. Harganya pun cukup murah, untuk semua makanan dan minuman yang kami pesan cuma merogoh kocek Rp. 98.000 :D. Oya resto ini ga buka cabang sepertinya...andai ada di Bandung yah. 


Kenyang makan, perjalanan harus dilanjutkan,. Satu tempat yang diwanti-wanti orang tua ku harus didatengin yaitu rumah si mbah di desa kaliduren, Sleman. Waktu itu jam menunjukkan jam 18.00, jalanan kesana cukup redup kurang penerangan dan belum lagi hujan rintik-rintik menambah suasana mencekam (sebenernya kebelet pipis seh). 
Terakhir kali ke rumah si mbah itu tahun 2006, dan terakhir ketemu si mbah pas di acara nikahanku desember 2011. Berbekal google map dan telpon-telponan sama sodara di jogja, akhirnya sampai juga di rumah si mbah. Sumpah ini rumah ga berubah sama sekali, tetap tua, jawa dan rapih :). Seseorang muncul membuka kan pintu. 
"Oalaaah ndoook,,si mbah kira kamu nyasar to" Langsung sungkem dan numpang pipis :D
Ngobrol kesana kemari,, ga kerasa sudah jam 20.30, waktunya kita pulang dan balikin mobil hhehehe..rasanya masih pengen di si mbah, tapi apa daya, besok harus pulang karena harus segera ngantor (kalo kelamaan cuti bisa dibuat cuti selamanya ama si boss :p ).
Keluarga Mbah Paidi
Eiiiits, belum bisa langsung ke penginepan. Musti mampir beli batik titipan orang rumah, moga-moga aja tokonya belum tutup. Akhirnya nemu toko batik yang searah jalan pulang " Omah Tirto Noto". Batik koleksinya bagus-bagus dan harganya juga bagus-bagus hhahaha, jadi cuma beli dikit. Satu orang dapet hanya satu batik :)

Jam 21.30 sampai juga di penginepan. Mobil rental sudah dikembalikan, begitu juga motor Eki. Selamat malam semua, sampai jumpa lagi teman. Saatnya menghabiskan malam berdua dengan suami :D a.k.a bobo.

3 hari di Jogja Istimewa :D - Part 2 Muter Kota

Hari ke-2 di Jogja, 31 Desember 2012.
Muter-muter kota jogja. Berdasarkan itenary yang dibuat, kami berencana untuk ke Taman sari, Keraton Jogja, Benteng Vredeburg dan Ulen Sentalu :D. 
Kami awali pagi itu dengan telpon taksi untuk nganter ke kost mang Eki (seorang teman kami yang merantau disana) di jakal (jalan kaliurang) deket RM. Padang buat minjem motornya. Kebetulan motor dia nganggur, soalnya dia ke kantor cuma pake sepeda hhehehe...ketemu eki ga pake lama. Kami barter, eki minjemin motornya dan saya ngasih oleh-oleh Bandung yang mungkin sangat dia kangenin (lebay!!). 
 Ini dia motornya, motor merah dengan plat D dan ternyata jok motornya ga bisa ditutup (sering goyang-goyang permirsa!).

Tujuan pertama kita adalah Taman Sari yang terletak di Jl. Taman Kraton. Taman sari ini dulunya tempat pemandian putri-putri raja, selir dan raja tentunya. Tiket masuk ke taman sari itu murah cuma dengan merogoh Rp. 3000/orang tapi itu tidak termasuk pemandunya yah (optional ). 
Taman Sari

Yang pertama kali terlintas saat memasuki taman sari adalah keindahan arsitektur bangunannya. Sekarang aja masih terlihat keindahannya apalagi dulu, jadi ngebayangin lagi mandi disana sebagai putri raja :p. Lagi asyik keliling bangunannya sambil tentunya foto-foto,,kami bertemu dengan serombongan keluarga yang membawa anak-anaknya umur 6-7 tahun sudah lengkap dengan pakaian renang!Si anak udah sangat antusias untuk berenang di kolam tersebut, sebelum akhirnya orang tua mereka membaca tulisan "DILARANG MASUK KE DALAM KOLAM" yaaah kurang lebih gitu deh tulisannya. Seketika itu juga anak-anak tersebut balik arah dan saya ga tau lagi apa yang terjadi, mungkin langsung masuk got sembunyi sampai rasa malunya hilang hahahaha...itu yang akan saya lakukan seh kalau jadi mereka (salah ortu tuh). 

Puas di Taman sari, kami lanjut ke Keraton Jogja yang terletak tidak jauh dari taman sari. Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Untuk masuk keraton, cuma dengan Rp. 3000/ orang kita sudah bisa melihat dan berkeliling keraton. Lagi-lagi kalau mau pemandu harus bayar lebih yah. Kebetulan waktu itu kita bergabung dengan wisatawan lain yang sewa pemandu dan bebas tidak dipungut uang bayar pemandu alias gratis soalnya udah dibayarin mereka hehehehe.....
 
Dari Keraton Jogja kita lanjut ke Benteng Vredeburg yang tidak jauh dari keraton. Tiket masuk ke museum ini hanya Rp. 2000/ orang. Dulunya Vredeburg ini
dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan residen Belanda. Memasuki benteng ini nuansa jaman kolonialnya cukup terasa. Bangunan tua, arsitektur khas Belanda yang saya rasa cukup terawat. 




Di dalam bangunan ini banyak sekali diorama-diorama tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan.
Salah satu diorama di Vredeburg
 Puas di Vredeburg, kita lanjut ke Ulen sentalu yang letaknya di sebeleh utara Jogja, tepatnya di Pakem Kaliurang. Waktu saat itu menunjukkan jam 14.00, karena takut keburu tutup saya sebelumnya menelpon Ulen sentalu untuk tau jam berapa tutupnya. Waah sepertinya keburu, karena Ulen sentalu tutup jam 16.00. Melajulah kami bersama motor merah menyusuri jalan kaliurang yang cukup panjang. Di perempatan lampu merah, seorang pengendara motor disamping kami bertanya pada suami saya, dan terjadilah percakapan singkat namun berarti hahaha...
A(orang baru kenal): " Mas, dari Bandung juga yah?saya juga dari Bandung. Plat motor saya juga masih D" 
B (suami saya) :" Iya mas, Bandungnya dari mana?"
A(orang baru kenal): " Saya dari Cijerah, lagi kuliah disini "
B (suami saya) : "Waah saya dari Cibeureum, tetangga ternyata yah "
Okey, percakapan terhenti karena lampu sudah hijau dan diakhiri dengan lambaian tangan. Bertemu orang satu daerah, tetanggaan pula di daerah orang lain itu rasanya sesuatu yah,ternyata dunia itu memang tidak selebar daun kelor (maaf, sampai saat ini saya merasa kalau daun kelor itu tidak lebar looh,,mungkin lebih tepatnya dunia itu mirip daun kelor yang ternyata tidak lebar halaaaaah). 
Sampai di kaliurang KM 22, motor kami terpaksa terhenti karena hujan yang deras. Padahal tinggal 3 KM lagi kami sampai di Ulen sentalu. Waktu menunjukkan jam 15.30 diiringi suara perut yang kriiiiuuk kreooook tanda ngantuk eeeh lapar. Sambil menunggu hujan reda, kami berteduh di warung soto yang cuma ada satu-satunya dijalan itu.Jalanan saat itu cukup sepi, mana di depan warung sepertinya kebun tak bertuan dengan rumput dan semak belukar tinggi-tinggi, belum lagi hujan yang mengguyur cukup deras bertambahlah rasa lapar kami (laaaah??). Soto ayam dan nasi goreng yang rasanya lumayan disaat perut lapar dan harganya cukup murah,oya tapi si bapak pelayannya sedikit bicara banyak bekerja, yuuk intip kakinya napak lantai ga hiiihihihihi :p. Ting tong, jam 16.00 hujan belum reda. Kalau nekat terus ke atas resikonnya baju basah dan museum sudah tutup. Keputusan penting pun harus kami ambil. Balik pulang ke penginepan dan see u next trip Ulen sentalu :(



3 hari di Jogja Istimewa :D - Part 1 Borobudur

Akhirnya rencana ke jogja pun terlaksana. Berangkat dari Stasiun Bandung tanggal 29 Desember 2012, naik kereta Lodaya Malam jam 20.00. Perjalanan Bandung - Jogja ditempuh sekitar 8 jam.
Tepat jam 04.00 kami pun akhirnya sampai di stasiun Tugu. Sempet agak sedikit bingung, waktu nyampe distasiun ini soalnya udah banyak yang berubah jadi butuh adaptasi dikit hhehehe..

Sambil nunggu azan subuh, kami pun nyempet-nyempetin untuk foto-foto, yaaah lumayan deh moto-motoin orang-orang yang kucel setelah 8 jam perjalanan. Beres solat, kami langsung bergegas cari taksi ke penginepan. Tips : dari temen saya yang sekarang merantau disana, "kalau cari taksi jangan langsung yang didepan stasiun, jarang yang pake argo dan mahal" berbekal tips itu kita jalan dulu menjauh dari stasiun. Ga perlu jalan terlalu jauh, kita sudah masuk ke jalan Malioboro. Nyampe jalan Malioboro, kami duduk-duduk di sebrang shelter trans jogja, kebetulan hari itu hari Minggu jadi sebagian jalan malioboro dipake ibu-ibu atau pun warga sekitar yang senam pagi dan bersepeda. 

Masih bingung cari taksi ke penginepan, akhirnya kami kembali menyempatkan foto-foto disekitar Malioboro (menyempatkan a.k.a emang niat hhahaha). 
Puas nongkrong, kami akhirnya kembali berjalan untuk 
mencari taksi. Pucuk dicinta ulam tiba, JAS TAKSI melintas didepan kami dan langsung deh minta antar ke penginepan House 24 Jl. Jogokariyan no. 24.

House 24 ga terlalu deket dengan malioboro, tapi ga terlalu jauh juga ko, yaah sekitar 15 menit kalo jalan kaki. Awalnya kita cari penginepan yang sekitar stasiun dan malioboro, tapi ga dapet..padahal kita cari sekitar 2 bulan sebelum hari H, yah mungkin karena jadwal kita pas di peak season tahun baruan jadinya cepet penuh.

House 24 itu penginepan yang sederhana tapi nyaman dan bersih. Hanya dengan Rp.120.000  per malam, kita dapet fasilitas kamar mandi di dalem, TV, kipas angin dan sarapan pagi nasi goreng+telor ceplok dan teh manis hangat :) Mau liat kayak apa penginepannya??check this out http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/cheap/house-24-jogja/
Berhubung jam check in hotel itu baru jam 13.00 dan kita sudah sampe disana jam 08.00, terpaksa deh kita cuma numpang ganti baju dan titip tas ( 1 tas ransel untuk 2 orang,so simple kan :p). 
Tujuan pertama kami adalah candi Borobudur yang terletak di Magelang. Dari depan penginepan kita naik bus Damri no.15 dengan tarif Rp.2500/orang dan minta berhenti di sekitar malioboro tepatnya di dekat bank BNI.
Dari sini, kita jalan ke shelter trans jogja, ga jauh ko, lumayan buat olahraga.  Nyampe shelter beli karcis trans jogja yang ke terminal jombor, satu karcis harganya Rp. 3000. Nyampe di terminal jombor, kita ganti bus yang menuju Magelang. Saat itu bus yang kita tumpangi cukup padat, kami kebagian duduk di kursi belakang dekat pintu keluar, bahkan suamiku sepanjang perjalanan ke magelang yang lumayan jauh sekitar 1 jam dan ditambah macet hanya bisa berdiri ga kebagian tempat duduk :(. Tarif bus ke Magelang Rp. 15.000/orang, padahal seharusnya cuma Rp. 7500-10.000/ orang. Tips : "Bayarlah selalu dengan uang pas". Akhirnya nyampe di sekitar komplek Borobudur. Turun dari bus, kita disambut sama mas-mas tukang becak dan andong yang menawarkan jasa ke Borobudur. Mereka bilang "mas, mbak, naik becaknya..jauh loh mbak kalo jalan..mana panas lagi,murah ko mbak". Terpancing dengan bujuk rayunya si mas tukang becak, kami sepakat untuk naik becaknya. Setelah tawar-menawar diperolehlah harga yang pas Rp. 20.000 PP.
 Dan ternyata sodara-sodara, jaraknya ga jauh dong!! Wah kemahalan dah bayarnya :( Tips : "Jangan percaya sama si mas-masnya yah,,jalan aja deket ko."

Tiket masuk Borobudur Rp. 30.000/ orang. Waaaah sekarang Borobudur lebih tertata (yaiyalaaah terakhir kesana tahun 2006 :p). Puas berkeliling, kami pun memutuskan untuk istirahat solat dan makan siang, sambil nunggu hujan reda (padahal tadinya mo lanjut ke Prambanan dan Ratu Boko, tapi lihat cuaca dan jam sepertinya ga memungkinkan). 
Sekitar jam 15.00, kami sms-lah si mas becak untuk jemput. Lanjut naik bus rute ke terminal Jombor. Perjalanan pulang pun ternyata ga mulus, tetep macet. Berbekal pengalaman sebelumnya, saya bayar bus pakai uang pas Rp. 20.000 untuk 2 orang dan ga ditagih lagi :D
Nyampe Jombor hujan deras, dan Trans jogja ke malioboro belum datang . Terpaksa deh nunggu sambil perut lapar. 

Saking capeknya, di trans jogja kami ketiduran, dan apa yang terjadi sodara-sodara??shelter yang harusnya kami turun terlewat. Bingung?Itu pasti. Ngantuk pun hilang, cepet-cepet deh minta turun di shelter selanjutnya dan naik trans jogja arah sebaliknya. Karena Trans Jogja tersebut emang ga lewat tepat di jalan arah penginepan kami, kami pun diturunkan di **** lupa nama jalannya :D di tengah hujan lumayan deras tanpa payung dan masih dengan perut lapar :( . Menurut warga sekitar (udah berasa reportase aja) satu-satunya cara ke penginepan kami yaitu naik becak. Setelah nego yang cukup alot dengan tukang becak, dan udah ga sabar pengen makan (loooh) kami setuju dengan harga yang ditawarkan Rp. 20.000. Naiklah becak sambil bernyanyi "becak-becak coba bawa saya..".